Membisu tegak di antara kilometer Asia Afrika
begitu sepi dan asing dalam kesendirian
geliat pagi purbakan nol kilometer
terpaku menatap saksi sejarah Daendeles
“Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd"
itulah ucapnya mengiang tiba-tiba
laju detik tanpa bisa kucegah hingga surya temaram
kembali sambangi titik nol dalam keremangan
denting penggorengan, deru blender, kecipak sendok dalam segelas air berpacu dengan deru dan celoteh
bocah pengamen kecil serta diskusi pengunjung
aku masih membisu pandangi mereka
terlintas beribu tanya, sedan mewah, sepeda kayuh dan
harley davidson menyatu di sepanjang nol kilometer
Entah kali ke berapa aku duduk menatap
perempatan Braga- Asia- Afrika belum juga lengang
hilang satu berganti dua hingga kembali riuh
membuncah malam
di nol kilometer aku punya cerita tentang riuh pengamen,
diskusi pengunjung, deru zaman, dan kamu hanya membisik
”kapan kan singgah kembali ?”
begitu sepi dan asing dalam kesendirian
geliat pagi purbakan nol kilometer
terpaku menatap saksi sejarah Daendeles
“Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd"
itulah ucapnya mengiang tiba-tiba
laju detik tanpa bisa kucegah hingga surya temaram
kembali sambangi titik nol dalam keremangan
denting penggorengan, deru blender, kecipak sendok dalam segelas air berpacu dengan deru dan celoteh
bocah pengamen kecil serta diskusi pengunjung
aku masih membisu pandangi mereka
terlintas beribu tanya, sedan mewah, sepeda kayuh dan
harley davidson menyatu di sepanjang nol kilometer
Entah kali ke berapa aku duduk menatap
perempatan Braga- Asia- Afrika belum juga lengang
hilang satu berganti dua hingga kembali riuh
membuncah malam
di nol kilometer aku punya cerita tentang riuh pengamen,
diskusi pengunjung, deru zaman, dan kamu hanya membisik
”kapan kan singgah kembali ?”
0 comments: