aroma tanah basah menyengat
menyeruak iringi gerimis pertama
mengalir perlahan melata mencari celah tanah
merembes peluk bumi, selimuti senja gelap berarak
menapak jejak, tapak terukir, lumpur menoda
hari kian merangkak cepat bawa malam tinggalkan senja
masihkah sudi kau me-Roh dalam tiap sajakku
sedang sapa hati tlah tinggalkan bibirmu
aku masih saja sandingkan wajahmu
pada tiap sajak yang kutulis
walau kini tak lagi bisa kucerita
manja pada bahumu
Tuesday, 21 October 2014
Author: Khalil Gibran
Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.
RELATED STORIES
Contoh Puisi Baru ( Himne, Elegi,) Dari Chairil Anwar Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh
Kumpulan Puisi Kehidupan Terbaru Kenangan manis dan pahitnya perjalanan hidup s
DARI KANDANG KE LADANG Sekitar kandang itu mekarlah kesegaran Harapa
Terperosok Aku pada Kubangan Risau Terperosok pada serpihan Kubangan Risau
Puisi Pesan untuk Perempuan - Processor Menuju Kebaikan Proses Menuju Kebaikan Artikel video in
Kumpulan Sajak Puisi Balada Bahasa Indonesia Sajak Puisi Balada Bahasa Indonesia 1.
0 comments: