Pengertian Pantun, Jenis-Jenis Pantun, Ciri-Ciri Pantun,- Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik, berima silang (a-b-a-b). Larik pertama dan kedua disebut sampiran atau bagian objektif. Biasanya berupa lukisan alam atau hal apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan. Larik ketiga dan keempat dinamakan isi atau bagian subjektif. Menurut Surana (2010:31). Pengertian lain R.O. Winsted, seorang pengkaji budaya melayu menyatakan bahwa pantun bukanlah sekadar gubahan kata-kata yang mempunyai rima dan irama, tetapi merupakan rangkaian kata indah untuk menggambarkan kehangatan cinta, kasih sayang, dan rindu dendam penuturnya. Dengan kata lain, pantun mengandung ide kreatif dan kritis serta padat kandungan maknanya.
Pantun adalah bentuk puisi Indonesia (melayu), tiap
bait (kuplet) biasanya terdiri dari empat baris yang bersanjak (a-b-a-b), tiap
larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya
untuk tumpuan (sampiran) saja sedangkan pada baris ketiga dan keempat merupakan
isi; peribahasa sindiran”. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1016). Semua bentuk
pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah
dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris
masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua
yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris
terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Struktur Pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran
terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi
pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan. Meskipun pada
umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran
membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini:
Air dalam
bertambah dalam
Hujan di
hulu belum lagi teduh
Hati dendam
bertambah dendam
Dendam
dahulu belum lagi sembuh
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam
pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri
atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.
Ciri-Ciri Pantun
Abdul Rani
(2006:23) mengatakan bahwa ciri-ciri pantun sebagai berikut:
Terdiri atas empat baris.
Tiap baris terdiri atas 9 sampai
10 suku kata
Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris
berikutnya berisi maksud si pemantun. Bagian ini disebut isi pantun.
Syarat-Syarat
Pantun
Adapun
syarat-syarat membuat pantun sebagai berikut :
a. Satu bait pantun terdiri dari 4 baris
b. Baris ke-1 dan ke-2 adalah sampiran dan baris ke-3 dan ke-4 adalah isi pantun
c. Satu baris pantun terdiri dari 8 - 12 suku kata
d. Pantun bersajak a-b-a-b
a. Satu bait pantun terdiri dari 4 baris
b. Baris ke-1 dan ke-2 adalah sampiran dan baris ke-3 dan ke-4 adalah isi pantun
c. Satu baris pantun terdiri dari 8 - 12 suku kata
d. Pantun bersajak a-b-a-b
Jenis-Jenis Pantun
Menurut
Nursisto dalam buku Ikhtisar Kesusastraan Indonesia (2000:11-14) membagi jenis-jenis
pantun yakni :
a. Berdasarkan isinya, pantun dibagi menjadi tiga: (1)
Pantun kanak-kanak : pantun bersukacita dan pantun berdukacita, (2) Pantun muda
: Pantun nasib/dagang dan pantun perhubungan. Pantun perhubungan terbagi lagi
menjadi pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun perceraian, dan
pantun beriba hati. Dan (3) Pantun tua : pantun adat, pantun agama, dan pantun
nasihat.
b. Berdasarkan banyaknya baris tiap bait dibagi menjadi:
(1) Pantun dua seuntai atau pantun kilat, (2) Pantun empat seuntai atau pantun
empat serangkum, (3) Pantun enam seuntai atau delapan seuntai, atau pantun enam
serangkum, delapan serangkum (talibun).
Menurut
Abdul Rani (2006:23-27) mengklasifikasikan jenis-jenis pantun berdasarkan
isinya yaitu :
a. Pantun Anak-Anak, terdiri dari : pantun anak-anak
jenaka, pantun anak kedukaan, dan pantun anak teka-teki,
b. Pantun Muda-Mudi, terdiri dari : pantun muda mudi
kejenakaan, pantun muda-mudi dagang, pantun muda-mudi cinta kasih, dan pantun
muda-mudi ejekan.
c. Pantun Tua, terdiri dari : pantun tua kiasan, pantun
tua nasihat, pantun tua adat, pantun tua agama, dan pantun tua dagang
Menurut Effendi (1983:29), membagi pantun menurut jenis dan isinya yakni:
a. Pantun anak-anak, berdasarkan isinya dibedakan
menjadi 4: pantun bersukacita, pantun berdukacita, pantun jenaka atau pantun
teka-teki
b. Pantun orang muda, berdasarkan isinya dibagi 5 :
pantun dagang atau pantun nasib, pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan,
pantun perceraian dan pantun beriba hati
c. Pantun orang tua, berdasarkan isinya terbagi 3 :
pantun nasihat, pantun adat, dan pantun agama
Menurut
Suroto (1989:44-45), jenis jenis pantun terbagi menjadi dua yaitu:
a. Menurut isinya, terdiri dari : pantun anak-anak
(biasanya berisi permainan), pantun muda mudi (biasanya berisi percintaan),
pantun orang tua (biasanya berisi nasihat atau petuah), pantun jenaka (biasanya
berisi sindiran sebagai bahan kelakar), dan pantun teka-teki
b. Menurut bentuk atau susunannya, terbagi dua yakni
1.
pantun berkait, yaitu pantun yang selalu berkaitan antara bait pertama dengan
bait yang kedua, bait kedua dengan bait ketiga dan seterusnya. Adapun susunan
kaitannya adalah baris kedua bait pertama menjadi baris pertama pada bait
kedua, baris keempat bait pertama dijadikan baris ketiga pada bait kedua dan
seterusnya.
2. Pantun kilat, sering disebut juga karmina, ialah pantun yang
terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan sampiran sedang baris kedua
merupakan isi. Sebenarnya asal mula pantun ini juga terdiri atas empat baris,
tetapi karena barisnya pendek-pendek maka seolah-olah kedua baris pertama
diucapkan sebagai sebuah kalimat, demikian pula kedua baris yang terakhir.
0 comments: