kupeluk remah-remah cahaya bulan
pun serpihan bintang tertuang dalam semangkok duka
terombang-ambing sesal, kesal, kental kuseduh perlahan
memutar dalam guratan waktu yang tak pernah ada jawab
seorang lelaki lusuh memukul mangkok dengan selogam uang receh
denting tak berirama iringi lenguh suara yang tak jelas notasinya
pun satu denting mendendang menelusup sergap kesadaranku
serupa resah lampu-lampu, tertunduk silau pantulkan pernikpernik luka
kuteguk kembali sesendok luka dari semangkok duka
malam masih tipis bermandi remah-remah cahaya bulan
Sunday, 21 June 2015
Author: Khalil Gibran
Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.
0 comments: