Pada akhirnya kita juga berakhir bukan? Hanya menjadi aku dan kamu “lagi”. Pada akhirnya kita juga saling menjauh bukan? Saling pergi dan meninggalkan tanpa coba betitip pesan. Pada akhirnya kita juga seperti mereka dan yang lainnya bukan? Saling menangisi tanpa air mata mencoba tegar dan berbohong kepada hakim suka-suka.
Aku bercerita tentang bahagia, mimpi, harapan, namun tidak nyata. Aku membual kepada mereka tentang betapa tegarnya aku tanpa kita. Aku bercerita dengan mimik bahagia seolah-olah ini harapanku sebenarnya. Ya.. Aku berlaku sama seperti mereka, seperti kamu yang membaca tulisanku, seperti kalian yang suka bermain rasa.
Pada akhirnya kita semua berakhir sama. Bagaimanapun aku coba merangkai asa, percuma. Kita berakhir dengan simbol yang sama. Air mata. Senyum pada pandangan pertama, mulai merangkai kata untuk pernyataan cinta, hingga berakhir dengan kecewa, air mata, bahkan dengan hujatan setelah dipuja-puja.
Kali ini, kita memulainya dari awal lagi bukan? Mencari tambatan yang dianggap tepat entah dari sudut pandang mana. Satu, dua, tiga. Ah! Tetap aku memulainya dengan kekosongan. Hampa.
Ya... Pada akhirnya kita berakhir sama.
0 comments: