Sunday 30 September 2018

Romansa dan Nirwana


Aku masih ingat, kita pernah bercengkrama tentang senja, laut, pantai, angin, dan gunung. Kala itu tepat saat warna jingga sedang segar di cakrawala. Kita duduk di kursi kayu dengan warna gelap sambil berbalas senyum juga bertatap mata.

Aku juga masih ingat, kita pernah berbalas cerita, bertemakan masa yang belum ada. Kala itu kita saling menyusun huruf, kata, kalimat, hingga paragraf, juga berbagi simbol dunia maya. Ya, kita tak bisa bertemu muka.
Aku bahkan masih sangat ingat, kita pernah menautkan jemari di meja tua. Kala itu kita bahkan mengikat masa yang belum ada, membuatnya seolah-olah jadi milik kita, dan lagi-lagi kita berbalas senyum, juga tawa sembari menunggu hidangan pembuka.
Dan kali ini aku juga ingat, kisah kita hanyalah secuil dari sekelumit cerita romansa yang tak mampu mencapai nirwana. Ya, kita tak jadi bahagia. 

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 comments: