Paragraf Analogi - Paragraf analogi merupakan salah satu jenis paragraf yang mempunyai penalaran induktif. Paragraf Analogi itu sendiri adalah suatu paragraf yang membandingkan antara 2 hal yang mempunyai kesaman maupun hampir sama satu sama lain yang nantinya akan disimpulkan pada akhir paragraf. Sebab paragraf ini mengikuti penalaran induktif maka paragraf analogi ini mempunyai pola sebagai berikut yaitu : Khusus – Khusus – Umum.
Bagian awal paragraf ini memaparkan 2 hal yang akan menjadi topik pembicaraan. Selanjutnya kalimat-kalimat seterusnya membicarakan persamaan yang dimiliki oleh ke 2 hal tersebut. Dan yang harus diingat ialah pembanding tersebut juga harus sama dan sepadan. Sepadan ini berarti ke 2 hal tersebut mempunyai tingkatan ranah pembahasan yang sama dan tidak timpang maupun malah bertentangan antara satu sama lain. Selanjutnya di bagian akhir, persamaan persamaan antra ke 2 objek tersebut juga harus disimpulkan.
Contoh Paragraf Analogi 1:
Untuk mendaki sebuah gunung yang sangat tinggi, maka diperlukan persiapan – persiapan dan juga mental yang kuat supaya sesampainya di atas dengan selamat. Hal ini di sebabkan akan banyak sekali halangan dan rintangan yang nantinya akan menghadang di depan. Apabila salah melangkah, maka bisa jadi kita malah akan terperosok serta jatuh ke jurang. Begitu pula dengan menggapai kesuksesan, untuk mencapai puncak kesuksesan juga sangat perlu di perlukan adanya persiapan – persiapan matang serta mental yang sangat kuat. Dan persiapan – persiapan itu diantaranya ialah ilmu, pengalaman dan juga keahlian khsusus. Apabila kita tidak mempunyai persiapan yang sangat matang, maka kita juga akan mengalami hal yang sama dengan memanjat gunung yang tanpa persiapan, yaitu kita dapat jatuh terperosok dan tidak akan sampai ke puncak kesuksesan. Maka dari itu, mencapai kesuksesan juga sama halnya dengan mencapai puncak sebuah gunung, yakni memerlukan persiapan – persiapan dan juga mental yang sangat kuat.
Contoh Paragraf Analogi 2:
Sebuah lidi yang hanya sebatang memang sangat mudah untuk dipatahkan. Akan tetapi, jika lidi tersebut di kumpulkan akan menjadi banyak dan disatukan menjadi satu, maka sudah lidi tersebut akan sulit di patahkan. Hal tersebut juga terjadi dengan manusia. Apabila manusia berjuang sendiri – sendiri, maka mereka juga akan sangat mudah untuk dipatahkan sebab tidak adanya kekuatan lain yang juga mendukung. Akan tetapi, bila manusia – manusia tersebut dikumpulkan menjadi satu, juga sama halnya dengan lidi, maka juga tercipta suatu kesatuan dan juga persatuan yang tidak akan mudah dikalahkan. Maka dari itu, manusia yang tidak mempunyai persatuan akan sama seperti dengan sebatang lidi yang tidak disatukan. Mereka juga akan sangat mudah sekali untuk di patahkan.
Contoh Paragraf Analogi 3:
Merawat tanaman memang sangat terasa sulit sebab sangat memerlukan perhatian yang sangat khusus. Apabila tanaman tersebut di tanam dengan penuh perhatian, misalnya seperti di siram setiap hari, diberi pupuk serta dijaga dari hama dan juga gulma, maka tanaman tersebut juga akan tumbuh dengan subur sekali. Sebaliknya, apabila tanaman tersebut tidak dirawat, maka tanaman tersebut nantinya akan tumbuh dengan tidak subur bahkan akan mati. Dan prinsip merawat tanaman ini sama halnya dengan merawat anak, supaya anak tumbuh menjadi anak yang baik baik budi atau pekertinya juga harus dididik dengan sangat benar. Selain itu mereka juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang sangat besar pada saat dalam masa pertumbuhan seperti halnya merawat tumbuhan. Namun sebaliknya, apabila anak – anak tidak di didik dengan sangat baik, maka mereka juga akan tumbuh menjadi anak yang tidak baik juga. Oleh karena itu, untuk menciptakan seorang anak yang memiliki budi pekerti, sama dengan menumbuhkan tanaman yang sangat subur, yakni dengan cara memberi perhatian khusus serta kasih sayang.
Contoh Paragraf Analogi 4:
Dalam suatu keluarga ada pembagian – pembagian peran khusus yang harus melakukan fungsi serta tugasnya masing – masing. Contohnya seperti ayah yang bertindak sebagai kepala keluarga, harus menjaga serta mengarahkan keluarganya, dan ibu sebagai pengurus keluarga juga harus mengurus seluruh anggota keluarga. Akan tetapi, fungsi keluarga tersebut juga tidak akan berjalan dengan efektif jika tidak adanya pengawasan serta dukungan dari anggota keluarga yang lainnya. Sistem tersebut juga sama halnya dengan menjalankan suatu organisasi yang juga memerlukan pembagian – pembagian peran. Selain di harusan bekerja sesuai dengan fungsi dan juga tugasnya masing – masing, peran – peran yang ada di dalam organisasi tersebut juga harus saling mendukung dan juga mengawasi supaya suatu organisasi tersebut bisa berjalan dengan sangat efektif. Maka dari itu, menjalankan sebuah keluarga sama dengan menjalankan suatu organisasi.
Contoh Paragraf Analogi 5:
Sebuah batu karang memang sangat kuat dan tidak akan mempan pada gangguan – gangguan kecil atau bahkan badai yang sangat besar. Akan tetapi mereka ini juga akan tetap berdiri kokoh. Sifat batu karang ini sama juga sama dengan sifat lelaki yang sejati. Sebab seorang lelaki sejati juga tidak akan takut menghadapi semua rintangan yang turut menghadapinya. Mereka juga tidak akan pernah berlari dan malah menantang adanya rintangan – rintangan tersebut. Maka dari itu, lelaki sejati dilambangkan dengan batu karang yang sangat besar di tengah – tengah lautan yang luas.
Contoh Paragraf Analogi 6:
Tulang rusuk memang sangat rentan. Apabila tulang rusuk yang bengkok ini diluruskan dengan kuat, maka mereka juga akan patah. Namun sebaliknya, apabila mereka tidak diluruskan, maka mereka juga akan tetap bengkok. Dan sifat tulang rusuk yang sangat rentan inilah sama halnya dengan sifat para wanita. Sebab mereka merupakan makhluk yang sangat rapuh sekali. Apabila mereka diperlakukan dengan sangat kasar, mereka juga akan hancur atau bahkan melawan. Akan tetapi, apabila tidak tegas menghadapinya, mereka juga akan rusak dan tidak akan patuh. Maka dari itu, wanita juga diibaratkan sebagai sebatang tulang rusuk yang tidak dapat dikasari atau dilembuti.
Setelah melihat beberapa contoh diatas, adapun beberapa ciri ciri dari paragraf analogi ini ialah sebagai berikut ini.
a. Paragraf analogi ini membandingkan 2 hal dengan bergantian yang mempunyai tingkat kesetaraan yang sangat seimbang. Hal yang bisa dibandingkan bisa berupa benda, kejadian, keadaan maupun proses.
b. Kalimat penjelas dalam paragraf analogi tidak sedikit yang berupa persamaan-persamaan yang dimiliki antara 2 hal yang dianggap sama.
c. Paragraf analogi mempunyai kalimat utama yang ada di bagian akhir paragraf atau yang disebut dengan kesimpulan yang merupakan penjelas dari ide awal yang di ucapkan.
Dan dari berbagai contoh paragraf analogi di atas dan sedikit penjelasan terkait paragraf analogi yang sudah kami sampaikan seharusnya anda sudah dapat mengerti dan paham dengan apasih paragraf analogi itu, sehingga anda semua dapat membuat sendiri contoh paragraf analogi tersebut. Semoga bisa bermanfaat untuk anda semua, khususnya bagi para pembaca.
0 comments: