Peribahasa Indonesia Huruf A - Peribahasa berawalan huruf “A” memanglah sangat banyak bila sahabat ingin mengetahui jumlahnnya, hal ini dikarenakan huruf “A” sendiri merupakan huruf vokal yang biasa dilafalkan saat bicara dan hampir setiap kata ada huruf “A”.
Untuk mengetahui kumpulan peribahasa Indonesia lebih lengkapnya maka pertama-tama saya akan menyusunnya dalam awalan huruf, tentu hal ini demi kemudahan sahabat dalam menemukan peribahasa. Oleh karena itu petama tama saya akan menuliskan kumpulan peribahasa berawalan huruf “A”, untuk mengetahui apa saja peribahasa Indonesianya langsung saja bisa di baca di bawah ini.
Seperti yang sudah saya katakan di awal postingan kali ini yaitu begitu banyak peribahasa Indonesia berawalan huruf “A” sobat, semoga dengan adanya peribahasa Indonesia ini kita dapat mengerti macam peribahasa yang ada di Indonesia. Semoga bermanfaat dan terima kasih telah membaca.
Untuk mengetahui kumpulan peribahasa Indonesia lebih lengkapnya maka pertama-tama saya akan menyusunnya dalam awalan huruf, tentu hal ini demi kemudahan sahabat dalam menemukan peribahasa. Oleh karena itu petama tama saya akan menuliskan kumpulan peribahasa berawalan huruf “A”, untuk mengetahui apa saja peribahasa Indonesianya langsung saja bisa di baca di bawah ini.
Kumpulan Peribahasa Berawalan Huruf “A”
Abu di atas tanggul
(Jabatan duniawi setinggi apapun bersifat tidak langgeng)
Ada asap ada api
(Suatu kejadian pasti ada permulaannya)
Ada air ada ikan
(Dimanapun orang akan berusaha pasti ada rizki)
Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang
(Saat dihadapan bersikap manis, tapi dibelakang lain perkataan)
Ada bunga, ada lebah
(Suatu tempat yang mendatangkan rizki)
Ada gula ada semut
(Terkadang ada beberapa hal di dunia yang sangat sulit untuk disembunyikan)
Ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang
(Saat orang yang dicinta mendapat rizki disayang, tetapi saat tidak ada rizki tak dihiraukan)
Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan
(Segala kesusahan ditanggung bersama)
Ada padang ada belalang
(Dimanapun berada ada rizki)
Ada nyawa, nyawa ikan
(Orang hidupnya susah, tetapi masih mempunyai nyawa)
Ada hujan ada panas, ada hari ada balas
(Selalu ada kesempatan untuk balas dendam)
Ada ubi ada talas, ada budi ada talas
(Setiap perbuatan baik selalu ada balasannya)
Ada udang di balik batu
(Ada maksud yang tersembunyi)
Ada umur ada rezeki
(Selama masih hidup rizki tuhan selalu ada)
Adakah air di dalam tong itu berkocak, melainkan air yang setengah tong itu juga berkocak
(Orang yang pandai tidak akan sombong)
Adakah dari telaga yang jernih mengalir air yang keruh?
(Adakah dari mulut orang yang baik keluar kata-kata yang keji?)
Adakah duri dipertajam
(Apakah ada orang yang meolong memperkuat musuhnya?)
Adapun manikam itu sekalipun jatuh di dalam lumpur sekalipun, niscaya tiada akan hilang cahayanya.
(Orang baik jika bergaul dengan orang jahat tetap tidak berubah sikapnya)
Adat dunia bala-membalas, syariat palu-memalu
(Kebaikan hendaknya dibalas dengan kebaikan, kejahatan dibalas dengan kejahatan)
Adat diisi lembaga dituang
(Mengerjakan sesuatu sesuai adat istiadat daerah tersebut)
Adat diisi janji dilabuh
(Berusaha menepati janji)
Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah
(Hukum adat berdasarkan hukum agama, hukum agama berdasarkan Al-Qur’an)
Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan
(Tabiat yang turun temurun, susah sekali merubahnya)
Adat air cair, adat api panas
(Tabiat yang sudah semestinya)
Adat juara kalah menang, adat saudagar laba rugi
(Sudah menjadi hal yang lumrah)
Adat lama pusaka usang
(Adat yang tidak berubah)
Adat menyambung, adat gelanggang
(Semua kegiatan mempunyai aturan)
Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam
(Menerima sesuatu yang secara sewajarnya)
Adat pasang berturun naik
(Nasib seseorang tidak selalu tetap)
Adat penghulu berpadang luas beralam lapang
(Menjadi pemimpin haruslah sabar)
Adat periuk berkerat, adat lesung berdedak
(Tidak ada manusia yang sempurna)
Adat rimba raya, siapa berani ditaati
(Kehidupan yang menggunakan kekerasan tidak mempunyai akal)
Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung
(Setiap perbuatan ada aturannya sendiri)
Adat teluk timbunan kapal, adat gunung tepatan kabut
(Jika hendak meminta sesuatu hendaknya pada orang kaya)
Air beriak tanda tak dalam
(Orang yang banyak bicara biasanya tidak berilmu)
Air mata jatuh ke perut
(Sangat bersedih hati)
Air jernih ikannya jinak
(Negeri yang aman dan makmur sekalipun terhadap pendatang)
Air ditetak takkan putus
(Orang yang berkeluarga tidak dapat dibuat bermusuhan selama-lamanya)
Air diminum serasa duri, nasi dimakan serasa sekam
(Suasana hati yang sangat bersedih)
Air cucurran jatuhnya kelimbahan juga
(Tabiat orang yang tidak dapat dirubah)
Air besar batu bersibak
(Orang/kaum yang bermusuhan biasanya akan membela mati-matian)
Air pun ada pasang surutnya
(Untung dan rugi selalu berganti-ganti)
Air susu dibalas dengan air tuba
(Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan jahat)
Air yang tenang jangan disangka tiada buayanya
(Orang pendiam jangan disangka penakut)
Air tenang menghanyutkan
(Orang yang pendiam biasanya memiliki banyak pengetahuan)
Air udik sungai semua teluk diranai
(Orang yang boros memiliki uang maka semuanya akan dibeli)
Akan mengaji surat telah hilang, akan bertanya guru telah mati
(Pekerjaan yang sulit dilaksanakan karena kehilangan sumber)
Akal tak sekali tiba, runding tak sekali datang
(Tidak ada sesuatu yang langsung menjadi sempurna)
Akal singkat pendapat kurang
(Orang yang tidak ada perhatian)
Akal akar berpulas tak patah
(Orang pandai tak mudah untuk dikalahkan)
Air yang dingin juga yang memadami api
(Perkataan lemah lembut yang mendamaikan hati yang sedang marah)
Alang-alang berminyak biar licin
(Mengerjakan sesuatu janganlah setengah-setengah)
Alamat biduk kan karam
(Pertanda orang yang akan mengalami kesusahan hidup)
Anak panah kalau sudah terlepas dari busurnya tidak dapat kembali
(Perkataan yang sudah terlanjur dikatakan tidak dapat ditarik kembali)
Anak kambing takkan jadi anak harimau
(Seorang penakut takkan menjadi pemberani)
Anak dipangku, kemenakan dibimbing
(Baik anak kandung maupun anak saudara haruslah diperhatikan)
Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan
(Selalu mengurusi urusan orang, urusan sendiri tidak diurus)
Anak cantik, menantu molek
(Keuntungan yang banyak)
Anak anjing bolehkah menjadi anak musang jebat
(Anak orang hina bolehkah menjadi anak baik-baik?)
Anak polah bapak kepradah
(Perbuatan anak imbasnya orang tuanya juga yang menanggung)
Anak seorang, penaka tidak
(Anak semata wayang yang sangat dimanja)
Anak yang tidak pandai berdandan dikatakan cermin yang kabur
(Orang yang menyalahkan orang lain, padahal dirinya ikut mencontoh perilaku orang tersebut)
Angan-angan menerawang langit
(Mencita-citakan segala sesuatu yang sangat tinggi)
Angan-angan mengikat tubuh
(Khayalan yang menyusahkan diri)
Angan lalu paham tertumbuk
(Menurut angan benar, namun ketika dijalankan sangat sulit dan salah)
Angguk-angguk kukuran, tapi kepala habis juga olehnya
(Seolah-olah bodoh, namun banyak akal hingga menyelesaikan masalahnya sendiri)
Anjing itu meski dirantai dengan rantai emas sekalipun niscaya berulang juga ke tempat najis
(Orang yang pada dasarnya jahat maka akan tetap jahat dan tidak dapat dirubah)
Anjing galak, berani babi
(Bertemu lawan yang sama-sama berani)
Anjing diberi makan nasi, bilakah kenyang
(Orang yang loba, tamak)
Angkuh terbawa, tampan tinggal
(Orang yang suka bersolek padahal tidak sesuai dengan dirinya)
Angin yang berputar, ombak yang bersabung
(Kesukaran yang mahahebat)
Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam
(Rahasia tak selamanya bisa disembunyikan)
Anjing menggonggong kafilah berlalu
(Membiarkan orang lain berbicara, mencemooh)
Anjing mengulangi bangkai
(Lelaki bejat yang tidak bosan mendatangi wanita jalang)
Anjing menyalak di ekor gajah
(Orang lemah yang berani melawan orang besar)
Anjing menyalak takkan menggigit
(Orang yang galak biasanya tidak berbahaya)
Anjur surut tak bertanam
(Maju mundur suatu usaha seseorang diperbolehkan asal berhasil)
Antah berkumpul sama antah, beras sama beras
(Orang yang mencari teman yang setingkat atau satu persamaan)
Antan patah lesung hilang
(Tertimpa berbagai musibah)
Asal ada, kecil pun pada
(Lebih baik dapat sedikit dari pada tidak dapat sama sekali)
Arang tersapu dimuka
(Beroleh malu)
Arang habis, besi binasa
(Sia-sia walaupun sudah menghabiskan biaya atau tenaga)
Api padam, puntung hanyut
(Perkara yang tidak dapat selesai)
Api kecil baik padam
(Perangilah kejahatan)
Apa yang ditanam, itulah yang tumbuh
(Kejahatan akan dibalas dengan kejahatan, kebaikan akan dibalas kebaikan)
Asal ingsang, ikanlah
(Seseorang yang tidak pilih-pilih dalam pekerjaan atau istri)
Asam di gunung, garam di laut beremu dalam satu belanga
(Jodoh seseorang bisa saja berasal dari tempat yang jauh)
Atap ijuk perabung timah
(Dua perkara yang sepadan)
Awak kalah gelanggang usai
(Tidak mempunyai kesempatan untuk membalas kekalahan)
Awak rendah sangkutan tinggi
(Besar pengeluaran dari pada penghasilan)
Awak sakit daging menimbun, sakit kepala panjang rambut
(Menyembunyikan kesenangan hidup)
Ayam putih terbang siang
(Perkara yang sudah jelas buktinya)
Ayam menang kampung tergadai
(Kesialan yang tak tanggung-tanggung)
Ayam mati di dalam lumbung
(Orang yang menderita di tengah kemewahan)
Ayam ditambat disambar elang
(Istri/tunangan dibawa lari orang)
Ayam berinduk, sirih berjunjung
(Kalau bekerja sama sebaiknya ada yang memimpin)
Awal di ingat, akhir tiada
(Pekerjaan yang tidak dipertimbangkan dengan matang).
Seperti yang sudah saya katakan di awal postingan kali ini yaitu begitu banyak peribahasa Indonesia berawalan huruf “A” sobat, semoga dengan adanya peribahasa Indonesia ini kita dapat mengerti macam peribahasa yang ada di Indonesia. Semoga bermanfaat dan terima kasih telah membaca.
0 comments: