Peribahasa Indonesia Huruf J - Banyak peribahasa Indonesia yang maksud dari arti peribahasa tersebut masih banyak dari kita semua yang belum mengerti, oleh karena itu satu bahasa sebagai media blog pendidikan menyajikan secara khusus tentang peribahasa Indonesia. Melanjutkan peribahasa yang sudah saya postingkan kemarin yaitu kumpulan peribahasa Indonesia berawalan huruf “I” maka pada kesempatan kali ini saya akan kembali melanjutkannya.
Peribahasa dan pepatah yang akan saya tuliskan kali ini adalah kumpulan peribahasa Indonesia maupun pepatah yang berawalan huruf “J”. Semoga dengan adanya kumpulan peribahasa ini sahabat dapat dengan mudah untuk menemukan peribahasa apa saja yang berawalan huruf J. Berikut adalah peribahasa Indonesia berawalan huruf “J” yang berhasil saya tuliskan untuk sahabat. Selamat membaca.
Peribahasa dan pepatah yang akan saya tuliskan kali ini adalah kumpulan peribahasa Indonesia maupun pepatah yang berawalan huruf “J”. Semoga dengan adanya kumpulan peribahasa ini sahabat dapat dengan mudah untuk menemukan peribahasa apa saja yang berawalan huruf J. Berikut adalah peribahasa Indonesia berawalan huruf “J” yang berhasil saya tuliskan untuk sahabat. Selamat membaca.
Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf “J”
Jadi abu arang
(Sudah usang/basi/lama)
Jadi dinding tasak mainan
(Seseorang yang menjadi tumpuan harapan)
Jangan bercirit diperiuk
(Janganlah keluar dari adat istiadat)
Jalan raya titian batu
(Adat istiadat yang sudah ada semenjak dahulu kala)
Jalan mati lagi dicoba, ini pula jalan binasa
(Berani mati)
Jalan di tepi-tepi benang arang orang jangan diinjak
(Sopan santunlah jika berada ditempat orang/daerah orang)
Jalan diasak orang menggalas
(Dampak globalisasi)
Jagung tua tak hendak dimasak
(Bagai menyekolahkan anak yang tak tau diri sementara orang tuanya bekerja keras untuknya)
Jangan didengarkan siul ular
(Jangan terkecoh)
Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia
(Tidak perlu tergesa-gesa dalam mengerjakan pekerjaan yang pasti)
Jangan liat kurang panggang
(Pembangkang)
Jangkau sehabis tangan
(Berusaha sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita)
Janji ditepati, ikrar dimuliakan
(Janji harus ditepati karena janji adalah hutang)
Janji sampai bilangan genap
(Sudah menjelang ajal)
Jarak serasa hilang, bercerai serasa mati
(Perihal orang yang bersaudara, jika jauh merindukan tapi jika dekat bertengkar)
Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasai
(Orang yang banyak merantau banyak pula pengetahuan dan pengalamannya)
Jauhari pula yang mengenal manikam
(Hanya orang bijaklah yang mengetahui ilmu)
Jatuh ketilam empuk
(Orang sukses sekalipun jatuh akan terlihat tidak kesulitan dalam hidupnya)
Jatuh ke dalam air mata
(Bersedih hati, tidak ada orang lain yang tahu)
Jarum halus kelindan sutera
(Tipu daya yang sangat halus)
Jaring berbangkit, kuaran tiba
(Salah perhitungan)
Jari seperti duri landak
(Wanita yang sangat cantik)
Jarak dikatakan, raga jarang
(Orang yang mencela orang lain adalah sama tercela bahkan lebih tercela)
Jauh boleh ditunjukan, dekat boleh dipegang
(Kebenaran yang telah terbukti)
Jauh di mata, dekat di hati
(Walau tidak bertemu dikarenakan jarak dan waktu namun tetap dekat di hati)
Jauh di mata, jauh di hati
(Teringat selagi berdekatan, namun sesudah berjauhan menjadi lupa)
Jauh mencari suku, dekat mencari induk
(Jika merantau hendaknya mencari saudara se suku)
Jauh menyalak kuat, dekat mencawat ekor
(Hanya berani dari belakang)
Jauh panggang dari api
(Tidak seperti yang diharapkan)
Jawi hitam banyak tingkah
(Orang yang cerewet)
Jelatang di hulu air
(Seseorang yang menyusahkan)
Jerih menentang laba
(Orang yang bersusah payah mendapatkan sesuatu akan ada imbalan yang terbaik)
Jemuran terkekar, ayam tiba
(Mujur, beruntung)
Jika keruh di hulu, tak dapat tidak di hilir keruh juga
(Seseorang yang berniat curang dari awal maka akan berakhir tidak selamat)
Jinak-jinak merpati, sudah dekat terbanglah dia
(Tampaknya mudah didekati, ternyata tidak)
Jiwa bergantung di ujung rambut
(Keadaan genting)
Jual emas beli intan
(Maju setingkat)
Jujung sengkak ayam
(Orang yang mendapatkan celaka)
Jung satu nakhoda dua
(Perusahaan yang dipimpin oleh dua orang maka hasilnya akan tidak baik)
Jung pecah hiu kenyang
(Negeri yang pemerintahannya terjadi huru-hara)
Akhirnya peribahasa Indonesia berawalan huruf “J” di atas sudah saya tuliskan, silahkan bagi sahabat yang sedang mencari arti dari peribahasa Indonesia dan sekaligus belajar tentang pepatah bisa langsung dibaca arti dan maknanya. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan salam satu bahasa.
0 comments: