Peribahasa Indonesia dan Pepatah yang Berawalan Huruf D :
Dagangan bersambut yang dia jual
( Menceritakan cerita berdasarkan cerita dari orang lain )
Dahan pembaji batang
( Orang kepercayaan yang menyalahgunakan harta benda tuannya )
Dahulu bajak daripada jawi
( Orang muda yang belum memiliki pengalaman dijadikan pemimpin orang tua-tua yang berpengalaman )
Dahulu duduk dari cangkung
( Cepat marah sebelum mengetahui perkara sebenarnya )
Dahulu timah sekarang besi
( Seseorang yang harkat martabat dan kedudukannya turun )
Dalam berselan dangkal berjingkat
( Pandai menyesuaikan diri )
Dalam laut bisa diduga, dalam hati siapa tahu
( Isi hati seseorang tidak dapat ditebak )
Dalam sudah keajukan dangkal sudah keseberangan
( Maksud yang kurang baik dari seseorang yang telah diketahui )
Dalam tetangkai orang
( Seorang gadis yang akan bertunangan atau menikah )
Dangkal telah keseberangan, dalam telah keajukan
( Telah diketahui dengan benar isi hati atau pengarangainya )
Dari jauh orang angkat telunjuk, kalau dekat angkat mata
( Jika berbuat salah kita akan diumpat di belakang atau di depan )
Dari jung turun ke samapan
( Turun pangkat, turun derajat )
Dari telaga yang jernih, tak akan mengalir air yang keruh
( Orang-orang yang baik biasanya akan mempunyai keturunan anak yang baik pula )
Dari pada cempedak baik nangka
( Daripada tidak ada, yang ada walau sedikit juga cukup )
Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah
( Daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati saja )
Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang
( Daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati saja )
Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri
( Bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri )
Datang seperti ribut, pergi seperti angin
( Penyakit yang cepat datang dan susah pergi )
Datang tampak muka, pulang tampak punggung
( Harus mengikuti tata krama )
Datang tidak berjemput, pulang tidak berantar
( Tidak dipedulikan, diabaikan saja )
Datar bak lantai papan, licin bak dinding cermin
( Keputusan yang adil )
Daun dapat dilayangkan, getah jatuh ke perdu juga
( Memperlakukan sesuatu yang tidak sama pada anak sendiri dan kepada anak orang lain )
Daun keladi dimandikan
( Perihal orang yang bebal, sukar diajari dan sukar dinasihati )
Daun nipah dikatakan daun labu
( Salah paham karena malas bertanya )
Daunnya jatuh melayang, buahnya jatuh ke pangkal juga
( Sesuatu yang berguna tetap tinggal dan yang tidak berguna dibuang )
Dekat dapat ditunjal, jauh dapat ditunjuk
( Perkataan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya )
Dekat mencari induk, jauh mencari suku
( ketika tempat merantau masih dekat maka yang menjadi saudara adalah orang yang seinduk dengan kita, namun apabila tempat merantau sudah jauh maka orang sesukupun sudah cukup jadi saudara ).
Dekat bercapai, jauh tak berantara
( Sulit meraih sesuatu yang diidam-idamkan )
Dendang gonggong telur
( Orang yang berwajah buruk karena berdandan yang tidak pantas membuatnya semakin buruk )
Dengar cakap enggang makan buah belulak dengar cakap orang terjun masuk lubuk
( Berfikir sebelum bertindak, tidak menghiraukan omongan orang )
Depan belakang lain bicara
( Seseorang yang munafik, tidak setia )
Deras datang, deras kena
( Siapa yang tidak sabar/maunya cepat-cepat saja dalam berjual beli atau bertukar barang, maka dia akan mendapat kerugian)
Destar habis, kopiah luluh
( Menanggung kerugian yang besar )
Destar hancur, kopiah hancur
( Perbuatan boros akan mendapatkan kerugian )
Diam di bandar tak meniru, diam di laut tidak asin
( Orang yang tidak memanfaatkan untuk belajar )
Diam-diam penggali berkarat, diam-diam ubi berisi
( Diamnya orang yang bodoh tiada guna, diamnya orang pandai ia berfikir )
Dianjak layu, dibubut mati
( Sesuatu yang sudah tetap, jangan diubah lagi )
Di atas bagai memengat
( Ketika berbicara hendaknya jangan asal berbicara, perlu dipikir terlebih dahulu )
Di atas langit masih ada langit
( Masih ada orang lain yang lebih hebat/pandai dari kita )
Diberi kuku hendak mencengkam
( Diberi sedikit kekuasaan langsung berbuat kesewenang-wenangan )
Diberi sehasta hendak sedepa
( Sudah diberi sedikit, meminta lebih )
Dibuat karena alah, menjadi murka karena alah
( Dikerjakan dengan baik, namun orang lain masih menganggapnya jelek/kurang )
Dicari cempedak di bawah kerambil
( Mencari seseorang bukan pada tempatnya sehingga tidak bertemu )
Didenda dengan emas yang habis, dipancung dengan pedang yang hilang
( Tidak melaksanakan hukuman )
Didengar ada dipakai tidak
( Tidak mendengarkan nasihat )
Di dukung disangka orang sakit, kiranya orang kekenyangan
( Menolong orang yang tidak membutuhkan pertolongan )
Diganjur surut bagai bertanam
( Selalu mundur ke belakang )
Digantung tak bertali
( Perempuan yang tidak diberi nafkah, tetapi tidak juga ditalak )
Digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang
( Orang yang mempunyai kekasih masih muda, mau dinikahi masih di bawah umur, mau dilepaskan takut diambil orang )
Digila beruk berayun
( Dipermainkan oleh godaan perempuan cantik )
Diindang ditampi beras, dipilih antah satu-satu
( Betul-betul dipilih untuk mendapatkan yang terbaik )
Dijunjung merekah kepala, dipukul meruntuh bahu
( Peraturan yang sangat berat )
Dikacak betis sudah bak betis, dikacak lengan sudah bak lengan
( Seseorang yang hidupnya telah berkecukupan )
Dikasih hati minta jantung
( Rakus, diberi sedikit meminta lebih )
Dikati sama berat, diuji sama merah
( keadaan yang seimbang )
Dikit bekerja banyak berantun
( Orang malas yang tidak mau berusaha )
Dikit hujan banyak yang basah
( Kecelakaan kecil dapat menyebabkan kecelakaan besar )
Di laut angkatan, di darat kerapatan
( kekuatan di laut bergantung pada angkatan perang, sedangkan di darat bergantung pada persatuan )
Di luar bagai madu, di dalam bagai empedu
( Kelihatannya di luar baik, ternyata dari dalam ada maksud jahat )
Di mana ada kemauan, di sana ada jalan
( Seseorang yang mempunyai niat baik dan mau berusaha, pasti akan ada kemudahan )
Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung
( Haruslah mengikuti adat istiadat tempat tinggal kita )
Di mana kapak jatuh, di situ baji makan
( Perkara diselesaikan di tempat perkara terjadi )
Di mana kayu bengkok, di sana musang meniti
( Orang yang sedang lengah mudah mendapatkan bencana )
Di mana kutu makan, kalau tidak di kepala
( Seorang ayah adalah tempat bergantung bagi anak-anaknya )
Di mandikan dengan air segeluk
( Dipuji tidak pada tempatnya )
Dinding sampai ke langitt, empang sampai ke seberang
( Larangan harus tegas agar ditaati )
Dinding teretas, tangga terpasang
( Bukti yang sangat cukup untuk seseorang yang akan berniat jahat)
Di rumah beraja-raja, di hutan berberuk-beruk
( Harus menyesuaikan diri dengan tempat tinggal kita )
Disisih sebagai antah
( Tidak boleh ikut campur )
Doa sekapuk buruk
( Perihal orang yang sangat banyak dosanya )
Dua kali pisang berbuah
( Bernasib mujur )
Duduk berkisar, tegak berpaling
( Ingkar janji )
Duduk berkelompok, tegak berpusu
( Duduk pada tempat yang sesuai )
Duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarah
( Selalu waspada )
Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi
( sejajar atau semartabat )
Duduk seperti kucing, melompat seperti harimau
( kelihatannya bodoh, namun sekali bicara tampak terlihat pengetahuannya )
Dunia diadang, kikir diperbuat
( Orang yang tidak mau mengeluarkan modal )
Dunia tak selebar daun kelor
( Jangan cepat berputus asa karena masih banyak usaha lain yang dapat diperbuat )
Akhirnya peribahasa Indonesia berawalan huruf “D” diatas sudah kami tuliskan, semoga peribahasa Indonesia dan pepatah diatas bermanfaat bagi anda yang sedang mencari peribahasa Indonesia beserta artinya. Lestarikan budaya bahasa kita sahabat, salam satu bahasa..
0 comments: