Wednesday, 7 September 2011

BIAS-BIAS HARAPAN

Bias-bias wajahmu tak pernah hilang dari pantulan relung hatiku,
hati yg terkadang hanya ditemani temaramnya cahaya lilin tak pernah luput dari ke-indahan itu,
Bias-bias yang semakin lama semakin nyata,
yang selalu menlisik setiap jengkal hariku,
yang menerawang begitu dalam,
menusuk-nusuk syaraf yang ada di fikiranku,
dan membuat smua terasa indah,
membuat dua bola lusuh ini enggan mengatup,
karena dalam setiap sudut yg kupandang hanyalah bias-bias indah itu,
se-akan jadi pantulan aurora yg tak pernah kulihat nyata,
Begitu indah....
namun....
tak bisa kusentuh,
apalagi terfikir untuk menggapainya,
sekarang semua datang begitu cepat dan tiba-tiba,
bias-bias indah itu enggan utk ku lepaskan,
krna telah nyata hadir dalam hariku,
dan se-akan ada dalam genggaman edaran pandang,
walaupun setiap hari yang kujalani bersih,
terbilang cukup tajam dan suram,
tapi....
hati ini bsa begitu tenang saat bias-bias indah itu hadir,
bak berjalanku dalam kelamnya hutan malam,
bias-bias indah itu menntunku dalam setiap langkah yang semakin lelah,
dalam setiap dentuman nadiku,
dan setiap tarikan nafasku,
dan kini....
bias-bias indah itu terasa sangat nyata,
tau....
telah benar-benar nyata?
walaupun hanya angan dan kenangan,
namun....
bias-bias indah itu tak akan pernah hilang,
tak akan kehilangan,
walaupun hanya sepercik keindahan,
karena akan abadi dalam kelamnya hatiku,
dan akan senantiasa mengaliri aliran syarafku,
aku berharap dalam lamunan yg kaku,
bias-bias indah itu hadir disampingku,
temani hariku sampai akhir kisah,
dimana aku dan dirimu tak lagi berangan,
krna disaat itu kita adlah satu,
utk selamanya,
dan akan berhenti dmana aku tak mampu lagi mengukir syair utkmu,
utk dirimu yg telah hadir nyata temani aku,
hingga aku tak mampu lagi mnggurat sajak-sajak tabu,

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 comments: